Kisah seorang perempuan yang sangat teguh Imannya kepada Allah SWT, siapa lagi kalau bukan Siti Hajar, bahkan kisah dramatis yang menyentuh hati seluruh umat Muslim tersebut direkam dan diabadikan menjadi salah satu rangkaian ibadah dalam rukun ibadah Haji
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلۡمَرۡوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِۖ فَمَنۡ حَجَّ ٱلۡبَيۡتَ أَوِ ٱعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَاۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ ١٥٨
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (Q.S al-Baqarah [2]: 128)
KETEGUHAN HATI HAJAR
Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk mengungsi dari Syam menuju padang pasir yang tak berpenghuni.
Saat Ibrahim hendak pergi, Hajar bertanya, “Wahai Ibrahim, engkau hendak ke mana? Apakah kamu akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada manusia dan tanaman?
Nabi Ibrahim AS tetap tidak menjawab meski sudah ditanya berulang kali.
Kemudian Hajar mengganti pertanyaannya, “Apakah Allah yang memerintahkan kamu melakukan semua ini?
Ibrahim menjawab, “Iya”.
Hajar membalas, “Jika demikian, Allah tidak akan menelantarkan kami.
SHAFA DAN MARWAH
Setelah ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim a.s dan perbekalan yang dibawa sudah habis, Hajar merasa kehausan demikian pula Nabi Ismail AS sehingga membuatnya menangis. Di tengah kebingungan ini, Hajar kemudian berlari ke puncak bukit Shafa, berharap mendapatkan bantuan.
Tak terlihat siapapun, Hajar turun dan sembari berlari-lari kecil menaiki bukit Marwah namun tetap tidak menemukan orang. Setelah tujuh kali bolak-balik antara Shafa dan Marwah dalam hitungan al-Maraghi dalam tafsirnya sekitar 760 hasta, dia mendengar tangisan Ismail. Dari hentakan tumitnya yang menghujam pasir kemudian memancarkan air, yang dikemudian hari dikenal dengan nama air Zamzam.
Kejadian ini diabadikan dan dijadikan ibadah Sa’i yang menjadi salah satu rukun ibadah Haji.